"Peternak Sehat Ternak Sehat" Gerakan Nasional ini telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian RI Suswono, pada Jumat, 5 Februari di Sukabumi. Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Bupati Sukabumi, Pejabat Eselon I dan II Lingkup Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian, Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI).
Gerakan Nasional "Peternak Sehat Ternak Sehat" adalah upaya-upaya pemerintah saat ini untuk melakukan Restrukturisasi Perunggasan termasuk unggas lokal di pedesaan. Restrukturisasi hendaknya diartikan bukanlah pemusnahan, seperti yang sering kita saksikan selama ini di berbagai pemberitaan media massa. Sesungguhnya makna dari Restrukturisasi Perunggasan adalah penataan kembali secara menyeluruh mulai dari sektor hulu, sektor budidaya, sektor hilir, struktur kelembagaan, dan struktur pembiayaan.
Pada Sektor hulu, masalah perbibitan yang belum berjalan proses sertifikasi pengawasan dan kawasannya, pakan dan juga vaksin serta bahan biologiknya yang masih tergantung dari impor. Pemerintah akan terus berupaya dan optimis bahwa ketergantungan tersebut bisa dikurangi.
Pada sektor budidaya, akan dilakukan penataan wilayah dan kawasan, serta menata usaha budidaya dalam menerapkan Good Farming Practices. Selama ini struktur budidaya unggas masih rawan penularan dan menjadi sumber berbagai macam penyakit. Untuk itu, telah di keluarkan Peraturan tentang Penataan Pemeliharaan Unggas di Pemukiman dan Restrukturisasi Perunggasan untuk dapat dijadikan pedoman.
Wabah Avian Influenza (AI) atau Flu Burung menjadi momentum berharga untuk segera melakukan restrukturisasi secara menyeluruh dan bertahap. Fokus yang harus diprioritaskan adalah pewilayahan/zoning.
Unggas lokal (ayam kampung) yang mempuyai sifat alamiah dicirikan dengan skala kecil, berkeliaran, menyebar, informal, hendaknya kita ubah kepada cara pandang barn sebagai suatu usaha skala menengah, semi intensif di kandangkan serta terkonsentrasi dalam suatu kawasan formal yang memiliki kepastian hukum.
Hal ini pantas kita banggakan karena sebagaimana kita ketahui bahwa peran daging unggas dalam porsi kebutuhan daging nasional selama 30 tahun meningkat tajam, yang pada tahun 70-an kontribusi unggas hanya sebesar 15% dan pada tahun 2008 tercatat sebesar 64,7% (1,4 Juta Ton) dimana 16,3% (0,35 Juta Ton) diantaranya berasal dari daging unggas lokal. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya peranan unggas lokal dalam penyediaan protein hewani bagi masyarakat Indonesia.
Selama ini memang masih banyak kendala yang dihadapi di lapangan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran dalam melakukan budidaya ternak yang baik, adanya pemeliharaan unggas yang di lepas di halaman (back yard farming). Oleh karena itu agar para peternak dapat melaksanakan tatacara beternak yang baik secara konsisten dan menyeluruh, dan untuk itu kandang pencontohan dapat dijadikan percontohan yang baik dan dapat diikuti oleh semua peternak.
Kita juga sangat mengharapkan adanya dukungan berkelanjutan dari Kementerian Kesehatan dalam membangun Peternakan di Indonesia sehingga dapat meneruskan konsep Peternak Sehat Ternak Sehat di tempat yang lain.