Senin, 18 Februari 2013

Ketentuan Pengajuan Proposal

Diberitahukan dengan hormat kepada Kelompok Tani Ternak (KTT) yang akan mengajukan proposal kegiatan peternakan supaya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Pengajuan proposal hanya dilayani untuk Kelompok Tani Ternak dengan ketentuan
    1. Mendapat pengesahan dari Kepala Desa/ PPL/ KPP (untuk kegiatan APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah sudah dikukuhkan sebagai KTT minimal 2 tahun)
    2. Memiliki kepengurusan yang lengkap dengan anggota minimal 20 orang yang berdomisili dalam satu desa
    3. Mempunyai bukti kepemilikan komoditas ternak yang dipelihara dan kandang sesuai dengan pengajuan proposal
    4. Kelompok yang memiliki kandang kawasan lebih diutamakan
    5. Belum pernah mendapatkan bantuan untuk kegiatan yang diajukan dan tidak bermasalah dengan kegiatan/ bantuan sebelumnya

  1. Proposal sudah mendapat persetujuan
    1. Kepala Desa
    2. Koordinator Program Peternakan/ Mantri Ternak dan atau Camat
    3. Pengajuan proposal kepada Dinas Provinsi/ Gubernur dan Menteri/ Kementerian harus mendapat pengesahan dari Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Brebes

  1. Warna sampul proposal
    1. MERAH : Komoditas ternak KERBAU
    2. KUNING : Komoditas ternak SAPI POTONG
    3. UNGU : Komoditas ternak SAPI PERAH
    4. BIRU TUA : Komoditas ternak DOMBA
    5. BIRU MUDA : Komoditas ternak KAMBING
    6. HIJAU TUA : Komoditas ternak UNGGAS (Itik dan Ayam Bukan Ras)
    7. HIJAU MUDA : Komoditas ANEKA TERNAK (Kelinci, Burung Puyuh)
    8. ORANYE : ALAT DAN MESIN PETERNAKAN

Diharapkan perhatian dan kerjasamanya demi tertib administrasi dan kelancaran pengajuan proposal.


Brebes, 18 Februari 2013

ttd

BIDANG PRODUKSI

Selasa, 27 November 2012

Temu Usaha Agribisnis Peternakan

Temu usaha agribisnis peternakan merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun dengan tujuan untuk membantu peternak dalam permodalan serta terjadinya kemitraan antara perbankan, pengusaha peternakan dan peternak di Kabupaten Brebes
Hal ini sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, yaitu :
  1. Memberikan bimbingan usaha tani dalam bidang permodalan;
  2. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan agribisnis bidang peternakan;
  3. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan kerjasama kemitraan petani peternak dan pengusaha.
Temu usaha yang diselenggarakan di Gedung Guru pada hari Rabu, 21 November 2012 ini dibuka oleh Ir. Erlinawati sebagai Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Brebes. Acara ini dihadiri oleh 50 orang peserta yaitu dari pengrajin telor asin, pengrajin bulu ayam, anggota kelompok tani ternak sapi potong, anggota kelompok ternak kerbau, serta anggota kelompok ternak kambing dan domba.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan peternak maupun pelaku usaha dapat mengambil manfaat terutama dari narasumber-narasumber yang diundang. Ketiga narasumber ini mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang dapat menambah wawasan bagi peserta.

Narasumber pertama perwakilan dari PT Bank Mandiri Tbk yang memberikan penjelasan tentang permodalan melalui perbankan dalam rangka menumbuhkembangkan usaha peternakan di Kabupaten Brebes.

Narasumber kedua Bpk. Nurudin ketua KTTI Bebek Umbaran memberikan penjelasan tentang Proses Kreatif Pengolahan Hasil Ternak Unggas. Dalam hal ini pengolahan telor asin menjadi kerupuk telor asin.

Narasumber ketiga Bpk. Mustofa ketua KTT Sapi Potong Lembu Jaya.

Dengan penyelenggaraan temu usaha ini diharapkan masyarakat peternak semakin mampu mengembangkan perannya dalam pembangunan, sehingga apa yang menjadi harapan yang tertuang dalam visi Dinas Peternakan Kabupaten Brebes yaitu “Terwujudnya Masyarakat Peternakan yang Tangguh, Mandiri dan Sejahtera Melalui Agribisnis Peternakan Berbasis Sumber Daya Pedesaan“ akan dapat dicapai.


 

Senin, 01 Oktober 2012

Penetapan Rumpun Sapi Jabres oleh Menteri Pertanian


sapi jabres jantan mudaSapi Jabres adalah nama populer yang berasal dari singkatan Sapi Jawa Brebes dan merupakan aset ternak lokal khas Kabupaten Brebes yang telah dibudidayakan oleh masyarakat secara turun temurun di Kabupaten Brebes. Sapi ini telah terbukti dapat memberikan tambahan pendapatan pada rumah tangga petani dan limbahnya merupakan sumber pupuk organik guna mendukung budidaya pertanian. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Brebes berupaya secara terus-menerus untuk menjaga, melestarikan dan sekaligus mengembangkannya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2842/Kpts/LB.430/8/2012 tanggal 13 Agustus 2012, Sapi Jabres dinyatakan sebagai salah satu rumpun sapi lokal, dan kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan dilestarikan.

Penyerahan SK Kementan di Jatinangor
Sapi Jabres memiliki keseragaman bentuk fisik, kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan, dan ciri khas yang berbeda dengan rumpun sapi asli atau lokal lainnya.

Sapi Jabres merupakan persilangan antara sapi peranakan ongole, sapi madura dan sapi bali yang sudah terjadi sejak zaman penjajahan Hindia Belanda. Wilayah sebaran asli geografisnya berada di Kabupaten Brebes dengan wilayah sebaran di Provinsi Jawa Tengah.



Berikut karakteristik teknis Sapi Jabres
  1. Sifat kualitatif (dewasa)
    1. warna
      1. bulu : Jantan dan betina berwarna coklat
      2. kaki : Putih
      3. pantat : Putih tidak kompak sampai kaki
      4. bibir atas : Putih
      5. bibir bawah : Putih
      6. kepala : Putih sebagian kecil di kepala
    2. bentuk tanduk : Jantan: melengkung ke atas. Betina: melengkung ke bawah
    3. punggung : Terdapat warna garis hitam
    4. punuk : Tidak ada
    5. ekor : Bagian ujung berwarna hitam

 Ciri khas dan variasi tanduk sapi jabres

  1. Sifat kuantitatif (dewasa)
    1. ukuran permukaan tubuh
      1. tinggi gumba : Jantan: 121,8 ± 10 cm. Betina: 111,1 ± 10 cm.
      2. panjang badan : Jantan: 125,8 ± 5 cm. Betina: 119,2 ± 5 cm.
      3. lingkar dada : Jantan: 171 ± 30 cm. Betina: 162 ± 20 cm.
    2. bobot badan : Jantan: 350 ± 25 cm. Betina: 286 ± 20 cm.
  1. Sifat reproduksi
    1. kesuburan induk : 82 – 85%
    2. angka kelahiran : 40 – 85%
    3. siklus berahi : 18 – 24 hari
    4. lama bunting : 9 – 10 bulan
    5. berahi pertama : 21 – 28 bulan
    6. umur beranak pertama : 30 – 36 bulan
  1. sifat produksi
    1. daya adaptasi : baik
    2. kemampuan kerja : baik
  1. daya tahan penyakit : cukup baik

Populasi Sapi Jabres di Kabupaten Brebes Tahun 2011 sebanyak 23.221 ekor. Populasi tersebut tersebar di 5 lima Kecamatan yaitu Kecamatan Ketanggungan 9.191 ekor, Kecamatan Bantarkawung 6.895 ekor, Kecamatan Banjarharjo 3.800 ekor, Kecamatan Larangan 2.843 ekor dan Kecamatan Salem 492 ekor. Populasi terpadat di Kecamatan Ketanggungan (Dinas Peternakan Kab. Brebes, 2011 dan BPS Kab. Brebes 2011).

Tabel Sebaran Populasi Sapi Jabres di Kabupaten Brebes Tahun 2011
    Kecamatan
Populasi (ekor)
Populasi (%)
      Ketanggungan
9.191
36,24
Bantarkawung
6.895
35,64
Banjarharjo
3.800
14,99
Larangan
2.843
11,21
Salem
   486
  1,92
Jumlah
 23.221
100,00
Sumber : Dinas Peternakan dan BPS Kab. Brebes , 2011
 
Wilayah sebaran asli geografis sapi jabres

Kamis, 21 April 2011

Sosialisasi Pelatihan Aplikasi Inovasi Teknologi Reproduksi Domba

Berlatar belakang program pemerintah tentang pencanangan swasembada daging yang  tengah gencar-gencarnya digalakkan pemerintah, sampai saat ini masih terjadi kesenjangan antara permintaan dan penyediaan daging. Artinya secara realitas tidak semua produk pangan asal ternak dapat diharapkan memberikan sumbangan yang nyata.

Salah satu komoditi ternak yang tengah menjadi perhatian adalah domba. Domba sebagai salah satu ternak ruminansia mempunyai prospek sebagai penghasil bibit dan bakalan untuk menyangga produksi daging. Peluang bisnis ternak domba mempunyai  prospek pasar yang baik, mengingat permintaan pasar lokal, regional bahkan ekspor cukup menggembirakan.

Kenyataan di lapangan ternyata aktivitas reproduksi domba masih beragam khususnya dalam penampakan birahi, jumlah anak sekelahiran per induk maupun tingkat mortalitas yang dilahirkan. Kondisi ini seiring dengan manajemen pemeliharaan yang masih didominasi oleh usaha peternakan rakyat yang tradisional dengan teknologi yang masih sederhana.

Hal ini merupakan suatu tantangan sehingga diperlukan upaya terobosan inovasi teknologi reproduksi yang diikuti pendidikan dan pelatihan untuk memberdayakan dinamika peternak menuju kelompok ternak domba yang tangguh, mandiri dan berwawasan agribisnis


Sosialisasi dilaksanakan pada Hari Senin, 18 April 2011 pukul 19.00 WIB bertempat di Balai Desa Sidamulya Kecamatan Wanasari. Sasaran pelatihan ini adalah Anggota KTT Domba Karya Mulya yang berasal dari desa setempat.


Maksud kegiatan ini adalah
  1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak
  2. Meningkatkan produktivitas ternak domba
  3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak
Tujuan kegiatan
1. Menerapkan aplikasi novasi teknologi reproduksi domba pada masyarakat khususnya peternak domba di KTT Karya Mulya
2. Meningkatkan populasi ternak domba


Peserta
- 20 orang anggota KTT Karya Mulya
- 10 orang perwakilan dari Dinas Peternakan
- 4 orang dari tim fasilitator Univ. Jend. Soedirman





Pemeliharaan ternak domba di Kabupaten Brebes sebagian besar masih dilaksanakan dengan cara tradisional, yaitu pola pemeliharaan ternak dikandangkan antara jantan dan betina sehingga terjadi perkawinan inbreeding yang berakibat pada hasil ternak anakan mengalami penurunan genetisnya. Untuk mengatasi permasalahan itu, pemerintah melalui Dinas Peternakan bekerjasama dengan Universitas Jenderal Soedirman mengadakan penelitian aplikasi inovasi teknologi reproduksi domba yang diharapkan dapat meningkatakan mutu ternak domba.

Kamis, 18 November 2010

PELATIHAN PEMBUATAN ABON ITIK

Tanggal 10-11-2010 lalu Dinas Peternakan Kabupaten Brebes mengadakan acara pelatihan pembuatan abon itik dan ayam yang diikuti oleh ibu-ibu dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Brebes dan anggota dari berbagai Kelompok Tani Ternak Itik yang ada di Brebes . Acara diadakan di Gedung Pramuka , Brebes mulai pukul 09.00 WIB pagi selesai pukul 14.30 WIB sore.
Tema yang diangkat dalam kegiatan pelatihan ini adalah “Pelatihan Pengolahan Hasil Komoditas Ternak Itik dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Kesejahteraan KTT Wanita “.
Kepala Dinas Peternakan Brebes, Ir.Nono Setyawan yang dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Dinas Peternakan Brebes, Ir Mukhlis mengatakan sejalan dengan tema yang diusung, maka tujuan dari diadakannya pelatihan ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan yang nantinya bisa diterapkan untuk menambah nilai jual dari hasil olahan ternak itik, dan tentunya hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para peserta.
Dipandu oleh Ibu Enni Dwi Prastuti,S.Pt dan Ibu Ir.Titien Sri Rahayu dari Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan ( BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah selaku instruktur pelatihan, para peserta begitu antusias mengikuti pelatihan tersebut. Setelah paparan diuraikan oleh kedua narasumber tersebut, para peserta diberikan kesempatan untuk praktek membuat abon dari bebek. Dari 40 peserta yang hadir dibagi menjadi 6 kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat jatah dua ekor itik sebagai bahan pembuatan abon.
Setelah proses pembuatan abon selesai selesai, masing-masing kelompok mengemas dalam kemasan plastic dengan berat 50 gram, rata-rata dari tiga ekor yang dibuat menghasilkan 12 kemasan. Secara gambaran kasar analisa ekonominya adalah dengan modal yang dikeluarkan untuk pembuatan abon dari 2 ekor itik sebesar rp.112.000, jika satu kemasan dijual seharga Rp. Rp.15.000 maka untuk 12 kemasan totalnya Rp.180.000,sehingga keuntungan yang didapat adalah Rp.68.000
Banyak dari peserta yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah terpikirkan untuk membuat abon dari itik, padahal brebes adalah daerah penghasil itik yang potensial, yang selama ini hanya mengandalkan pada pasaran penjualan telor itiknya dari pengolahan teknologi hasil ternak itik. Dari pelatihan ini mereka mengakui banyak manfaat yang bisa diambil, selain keterampilan membuat hasil olahan ternak selain telor juga membuka inspirasi untuk mulai membidik pasar abon yang selama ini didominasi oleh daging sapi. Tentu, dengan adanya variasi produk olahan,ini akan menambah nilai jual dari ternak itik dan hasil lanjutnya adalah mampu meningkatkan pendapatan mereka.

 
w